Gawat....Dokter RSUD Pratama Bitung Mogok, Tutup Pelayanan Pengobatan Pasien 

BITUNG - Aksi mogok Sejumlah Dokter dan Tenaga Kerja Kontrak (TKK) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pratama Bitung jadi sorotan publik, Pasal pusat pelayanan kesehatan masyarakat milik Pemerintah kota Bitung ini tak melakukan pelayanan pengobatan sebagaimana mestinya.

Tentunya ini jadi Presedent buruk bagi Pemerintah kota Bitung, Pasal Rumah Sakit yang di bangun Pemerintah kota Bitung menutup pelayanan pengobatan kepada masyarakat. Ada apa...?

Baca juga: Lapas Karanganyar Ikuti Sosialisasi Teknis Tata Laksana Layanan Kesehatan Mental Kanwil Kemenkumham Jateng

Informasi di lapangan  hal itu disebabkan sejumlah Dokter dan Tenaga Kerja Kontrak di Rumah Sakit tersebut mogok karena belum menerima gaji selama 3 bulan.

" Banyak Pasien jadi terlantar, karena tidak ada pelayann Dokter, " kata warga yang tak ingin disebutkan namanya kamis (18/04/2024).

Baca juga: Bapas Nusakambangan Mengikuti Olahraga Bersama Seluruh Jajaran Kemenkumham Secara Virtual

" Bahwa alasan mogok kerja dan tidak membuka pelayanan dikarenakan gaji yang belum terbayarkan, " tambahnya, Kamis (18/04/2024).

Dari pantauan Media ini suasana Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pratama sepi, tidak ada aktivitas,   yang terlihat hanyalah petugas Piket jaga.

Baca juga: Arahan Presiden Terkait Pencegahan Cacar Monyet di Tanah Air

Di konfirmasi terkait hal itu, , Kepala Dinas Kesehatan Kota Bitung dr Pitter Lumingkewas M.Kes, membenarkan.

 "Ya Memang Benar adanya aksi mogok sejumlah dokter di RSUD Pratama Bitung." Ungkapnya.

Baca juga: Jaga Kesehatan, Pegawai Bapas Nusakambangan Rutin Laksanakan Senam Bersama

Pitter mengatakan bahwa Penyebabnya adalah karena mereka belum menerima gaji sejak Januari hingga Maret 2024. " Namun, sebagian sudah dibayarkan, " tandasnya.

Tambah Eks Direktur RSU Menembo-nembo ini, pihaknya sedang memproses untuk melakukan pembayarannya.

Baca juga: Percepatan Penurunan Stunting, KASAD Tinjau Kegiatan Penyuluhan Gizi dan Kesehatan di Wilayah Korem 052/Wkr

"Saat ini Bendahara sedang melakukan proses administrasinya, mudah-mudahan dalam waktu itu sudah bisa terbayarkan, "tutupnya. (Abd)